Selasa, 14 Desember 2010

Pentingnya Pendidikan Lingkungan Hidup

Mendidik Generasi Muda Dengan Pendidikan Lingkungan

Sedih hati kita melihat alam Indonesia yang begitu luas dan kaya, makin habis dan rusak. Bencana alam terjadi dimana-mana, meninggalkan sejuta tangis, derita, dan kenangan pahit bagi anak cucu kita.
Lingkungan menjadi tidak bersahabat lagi. Orang begitu cemas dengan bencana alam, apalagi melihat dan mengingat bencana Tsunami di Aceh yang meninggalkan berjuta tangis dan derita berkepanjangan hingga kini. Krisis lahan di Kalimantan Selatan, akibat tambang yang membuat kota tersebut bagai kota mati. Kebakaran hutan di Kalimantan Timur, yang mempengaruhi status hutan Kaltim sebagai salah satu paru-paru dunia. Krisis banjir dimana-mana yang menyisakan derita dan tangis bagi banyak orang.
Krisis lingkungan hidup yang kita hadapi saat ini sebenarnya bersumber pada kesalahan pemahaman manusia, yang berbasis pada cara pandang antroposentris. Pandangan ini menempatkan manusia sebagai pusat dari alam semesta, sementara alam seisinya hanyalah alat bagi pemuasan kepentingan mereka. Kesalahan cara pandang tersebut telah menyebabkan kekeliruan manusia dalam menempatkan diri ketika berperilaku di dalam ekosistemnya. Akibat dari kekeliruan tersebut telah menimbulkan berbagai bencana lingkungan hidup yang akan mengancam kehidupan manusia itu sendiri.
Menurut Keraf (2002), kesalahan fundamental filosofis yang terjadi pada manusia adalah bahwa mereka menempatkan posisi dirinya sebagai pusat dari alam semesta, sehingga mereka dapat melakukan apa saja terhadap alam demi pemenuhan segala kebutuhannya. Dengan kata lain, sumberdaya yang lain diposisikan sebagai sub-ordinatnya. Kesalahan cara pandang yang demikian ternyata telah menyebabkan krisis lingkungan yang berkepanjangan, dan kita sadari sumbernya terletak pada masalah moral manusia untuk mematuhi etika lingkungan.
Masalah lingkungan hidup adalah masalah moral, dan itu berkaitan dengan perilaku manusia (Keraf, 2002). Dengan demikian krisis ekologi global yang kita alami dewasa ini adalah persoalan moral, krisis moral secara global. Oleh karena itu perlu etika dan moralitas untuk mengatasinya. Penanaman nilai moral tidak dapat dilakukan secara mendadak, tetapi harus mengikuti perjalanan hidup manusia, mulai dari anak-dewasa hingga tua. Sutaryono (1999) mengistilahkannya sebagai pendidikan sepanjang usia (life long education).

Krisis vs Etika Lingkungan
Etika diartikan sebagai kebiasaan hidup yang baik yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lain. Etika dipahami sebagai ajaran yang berisikan aturan tentang bagaimana manusia harus hidup yang baik sebagai manusia. Etika merupakan ajaran yang berisikan perintah dan larangan tentang baik buruknya perilaku manusia.
Kaidah, norma dan aturan tersebut sesungguhnya ingin mengungkapkan, menjaga, dan melestarikan nilai tertentu, yaitu apa yang dianggap baik dan penting. Dengan demikian etika berisi prinsip – prinsip moral yang harus dijadikan pegangan dalam menuntun perilaku. Secara luas, etika dipahami sebagai pedoman bagaimana manusia harus hidup dan bertindak sebagai orang baik. Etika memberi petunjuk, orientasi, dan arah. bagaimana harus hidup secara baik sebagai manusia. Mengacu pada pemahaman tersebut maka etika lingkungan hidup pada hakekatnya membicarakan mengenai norma dan kaidah moral yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam, serta nilai dan prinsip moral yang menjiwai perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam tersebut.
Etika lingkungan hidup berbicara mengenai perilaku manusia terhadap alam dan juga relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam, dan antara manusia dengan makhluk hidup yang lain atau dengan alam secara keseluruhan, termasuk di dalamnya kebijakan politik dan ekonomi yang mempunyai dampak langsung atau tidak langsung terhadap alam.


Pendidikan Lingkungan
Penyelesaian terhadap krisis-krisis lingkungan tidak sekedar melalui pendekatan teknis saja, tetapi juga melalui pendekatan moral. Dengan membangun moral yang baik, akan menjadi modal utama bagi manusia untuk berperilaku etis dalam mengatur hubungan antara dirinya dengan alam semesta.
Penyelesaian masalah lingkungan tidak dapat dilakukan secara sepihak. Hal ini disebabkan karena sifat interdependency yang melekat pada lingkungan hidup menuntut kerjasama multipihak secara serentak dan menyangkut seluruh lapisan masyarakat.
Pentingnya kelestarian lingkungan hidup untuk masa sekarang hingga masa yang akan datang, secara eksplisit menunjukkan bahwa perjuangan manusia untuk menyelamatkan lingkungan hidup harus dilakukan secara berkesinambungan, dengan jaminan estafet antargenerasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penanaman pondasi pendidikan lingkungan sejak dini menjadi solusi utama yang harus dilakukan, agar generasi muda memiliki bekal pemahaman tentang lingkungan hidup yang kokoh. Pendidikan Lingkungan diharapkan mampu menjembatani dan mendidik manusia agar berperilaku bijak.
Waryono dan Didit (2001) menyatakan, masa anak-anak merupakan perjalanan yang kritis, sebagai generasi bangsa di masa mendatang. Jika pengetahuan dan cara yang ditanamankan pada masa kanak-kanak itu benar, dapat diharapkan ketika berubah ke masa remaja dan dewasa, bekal pengetahuan, pembentukan perilaku serta sikap dalam dirinya terhadap sesuatu akan positif.
Masa remaja dan dewasa pada dasarnya merupakan masa mencari identitas dan realisasi diri. Pada masa ini sering sangat sulit untuk mengubah wawasan dasar yang telah terpola dan melekat dalam dirinya sejak kecil.
Dengan demikian sangatlah strategis pembekalan pengetahuan dasar tentang lingkungan hidup sejak dini melalui anak-anak secara terprogram dan berkelanjutan, hingga pada saatnya akan tercipta insan-insan pribadi bangsa yang utuh.

Lantas, bagaimana format pendidikan lingkungan untuk generasi muda? Waryono dan Didit (2001) menyatakan bahwa pendidikan lingkungan kepada generasi muda dapat dilakukan lewat jalur pendidikan formal dan informal. Pendidikan Lingkungan secara formal dilakukan melalui kurikulum sekolah dan pemanfaatan potensi lingkungan yang ada di sekitarnya.
Dalam hal ini guru yang menyampaikan juga tidak selalu harus seorang ekolog atau ilmuwan, melainkan cukup seseorang yang mampu menjadi pemandu dalam berpikir tentang lingkungan yang ada di sekitarnya dan mempunyai semangat dalam menemukan hubungan yang ada dalam ekosistem kita. Bentuk materi dapat dikemas secara integratif di dalam mata pelajaran sekolah, atau dikembangkan sebagai materi yang berdiri sendiri sebagai mata pelajaran muatan lokal. Melalui pengembangan materi muatan lokal di sekolah, maka jaminan kesinambungan program Pendidikan Lingkungan kepada siswa lebih terjaga, karena adanya legalitas formal dari pihak sekolah.
Penyelenggaraan paket pendidikan ini dapat bersifat outdoor education (pendidikan di luar kelas), yang dilakukan dengan mengajak siswa untuk menyatu dengan alam dan melakukan beberapa aktivitas yang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku siswa terhadap lingkungan melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian, perhatian, tanggungjawab dan aksi atau tingkah laku.
Outdoor tidak berarti sekedar memindahkan pelajaran ke luar kelas, melainkan lebih pada pemanfaatan potensi lingkungan yang ada sebagai obyek dalam materi yang disampaikan. Aktivitas yang disampaikan berupa permainan, cerita (dongeng), olahraga, eksperimen, perlombaan, mengenal kasus-kasus lingkungan di sekitarnya dan diskusi penggalian solusi, aksi lingkungan, dan jelajah lingkungan. Dalam kegiatan ini siswa dibimbing untuk menemukan sendiri maksud yang terkandung di dalamnya, sehingga transfer materi bisa lebih mengena dan lebih mudah diingat siswa.
Pengelolaan sumberdaya alam untuk pembangunan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi jangka pendek. Karena itu perlu ditetapkan strategi pengelolaan yang menjamin keberlanjutan, keadilan dan berdaya guna tinggi. Upaya untuk meraih strategi tersebut dijembatani dengan pembekalan para pelaku secara berkesinambungan.
Program Pendidikan Lingkungan menyangkut skala yang sangat luas, sehingga perlu partisipasi dan kerjasama berbagai pihak, agar hasilnya optimal dan bebas konflik. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian anak terhadap lingkungan melalui kegiatan teori dan praktek dalam bentuk teori, diskusi, permainan, serta observasi lapangan dan menanamkan nilai-nilai konservasi alam dan lingkungan sedini mungkin pada siswa dan meningkatkan kepedulian siswa terhadap konservasi alam dan lingkungan sejak dini. Generasi muda menjadi asset pembangunan masa depan yang harus diprioritaskan. Dengan membekali mereka tentang nilai-nilai etika lingkungan yang sangat penting untuk membekali moralnya agar bijaksana dalam memperlakukan lingkungan hidupnya.
Generasi muda, sebagai aset pelaku pembangunan di masa mendatang, perlu mendapatkan prioritas utama dalam menerima Pendidikan Lingkungan, agar sejak dini mereka paham akan hubungannya dengan lingkungan hidupnya. Pendidikan Lingkungan akan menjamin terjadinya suasana yang harmonis antara manusia dengan alamnya, sehingga di alam tidak akan muncul kekhawatiran terhadap bencana yang akan melanda.
Marilah kita pekakan hati dan perilaku anak cucu kita, generasi muda bangsa kita pada etika lingkungan yang benar. Biarlah hati mereka peka akan kelestarian lingkungan, agar kelak Indonesia boleh lestari kembali dengan berjuta kekayaan alamnya yang luar biasa indahnya. Hutan adalah 'sahabat' kita, yang harus selalu terjaga kebersamaannya dengan kita.

(seperti disadur dari : http://ifzanul.blogspot.com/2010/11/mendidik-generasi-muda-dengan.html)

Rabu, 17 November 2010

Wisata Pendidikan Arboretum Unpad: Fasilitas

Wisata Pendidikan Arboretum Unpad: Fasilitas: "Saung Baduy
Saung baduy merupakan contoh rumah adat masyarakat baduyMenara Pengamatan
Menara pengamatan untuk mengamati satwa seperti bur..."

Wisata Pendidikan Arboretum Unpad: Peranan Arboretum

Wisata Pendidikan Arboretum Unpad: Peranan Arboretum: "Arboretum Unpad juga memiliki peranan lain, yaitu:Konservasi hidro-orologis Arboretum Unpad yang banyak ditanami berbagai jenis tumbuhan dan..."

Selasa, 16 November 2010

Peranan Arboretum

Arboretum Unpad juga memiliki peranan lain, yaitu:
  1. Konservasi hidro-orologis
Arboretum Unpad yang banyak ditanami berbagai jenis tumbuhan dan merupakan suatu subdas kecil dan adanya cek dam di bagian hilirnya , yang secara tidak langsung telah membantu upaya konservasi hidro-orologis karena struktur akar tanaman mampu menyerap kelebihan air hujan, sehingga menyerap ke dalam tanah, dan dapat mencegah banjir bagian hilir serta memperkecil erosi.
  1. Estetika
Keberadaan Arboretum Unpad yang hijau dan asri telah memberikan keindahan tersendiri pada kampus Unpad. Arboretum yang berada di sepanjang sisi barat kampus Unpad dapat menjadi pemandangan yang menyejukkan bagi masyarakat kampus dan sekitarnya.
  1. Rekreatif
Pemandangan yang indah dan lingkungan yang sejuk di Arboretum telah menjadi alternatif bagi masyarakat sekitar untuk berekreasi. Hal ini telah menjadi keuntungan tersendiri bagi Arboretum Unpad dalam upaya pengenalan dan pelestarian tanaman langka kepada masyarakat luas.
  1. Medis
Beberapa tanaman yang terdapat di Arboretum merupakan bahan yang dapat dijadikan bahan obat- obatan. Dengan demikian  dapat membantu masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukan dalam penyediaan penyediaan bahan obat/ramuan  yang kadang-kadang sudah sulit didapat .
  1. Sumber bibit dan benih
Koleksi tanaman yang terdapat di Arboretum Unpad dapat menjadi sumber tersedianya kebutuhan akan benih dan bibit tanaman bagi pemuliaan ataupun untuk penelitian dan kebutuhan lainnya.    
  1. Habitat satwa liar
Dengan adanya berbagai jenis dan stratifikasi tumbuhan memungkinkan Arboretum Unpad menjadi habitat berbagai jenis satwa liar seperti burung, serangga, mamalia, dan reptil.

Fungsi Arboretum

Arboretum Unpad turut berperan dalam menunjang kegiatan pendidikan di lingkungan Universitas Padjadjaran. Hal tersebut terlihat dari fungsi dan tujuan didirikannya Arboretum Unpad. Fungsi Arboretum Unpad yang menunjang kegiatan pendidikan antara lain:
  1. Arboretum Unpad sebagai laboratorium lapangan
Keanekaan jenis tumbuhan yang terdapat di kawasan Arboretum dapat dijadikan sebagai bahan untuk studi ataupun penelitian dalam berbagai disiplin ilmu. Banyak aspek yang dapat dijadikan bahan penelitian seperti ekologi, botani, kimia farmakologi, pakan ternak, hama dan penyakit tumbuhan, holtikultura, dan lainnya. Dalam hal ini Arboretum Unpad telah melakukan upaya dalam membantu dalam penyediaan informasi, bahan studi dan juga lokasi penelitian dari berbagai pihak yang bergerak di bidang lingkungan hidup.
  1. Edukatif
Arboretum Unpad juga berperan dari sisi edukatif dengan memberikan pengenalan mengenai berbagai macam jenis tumbuhan yang terdapat dalam Arboretum. Pengenalan tersebut tidak hanya dilakukan pada kalangan akademis tetapi juga pada masyarakat umum. Dengan memberikan pengenalan terhadap berbagai jenis tumbuhan, maka Arboretum Unpad dapat memberikan informasi mengenai manfaat dan khasiat berbagai macam tumbuhan, juga memberikan pendidikan mengenai konservasi dari tanaman yang terancam punah kepada masyarakat luas.
  1. Koleksi dan Museum hidup
Bertambahnya jenis tumbuhan yang terdapat dalam Arboretum Unpad merupakan bentuk dari pengkoleksian yang berkelanjutan. Arboretum Unpad sebagai museum hidup berupaya menyelamatkan jenis-jenis tumbuhan yang hampir punah, sehingga di masa mendatang, kekayaan plasma nutfah dapat terselamatkan dan tersimpan dengan baik.
  1. Klimatologis
Arboretum Unpad turut andil dalam menciptakan suasana kampus Unpad Jatinangor yang sejuk dengan membentuk iklim mikro. Iklim mikro yang terbentuk merupakan hasil olahan berbagai jenis tanaman yang terdapat di Arboretum Unpad. Iklim mikro yang terbentuk antara lain kelembaban, curah hujan, dan kadar oksigen.

Arboretum

Arboretum Unpad merupakan salah satu program kegiatan yang turut mendukung proses belajar mengajar di kawasan kampus Unpad selaras dengan Pola Ilmiah Pokok Universitas Padjadjaran, yaitu “Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Nasional”.
        Sesuai dengan visi Arboretum, yaitu “ Menjadi Laboratorium Lapangan dan Pusat Riset Keanekaan Hayati Universitas Padjadjaran Berskala Nasional dan Internasional”serta misinya dalam “Melaksanakan Fungsi Pendidikan dan Penelitian Sumberdaya Hayati (SDH) serta Pemanfaatannya Pada Berbagai Bidang Ilmu Pengetahuan”, maka Arboretum digunakan secara luas oleh kalangan civitas akademika Unpad sebagai laboratorium lapangan yang membantu terselenggaranya proses belajar mengajar. Kegiatan ini turut mendukung institusi Unpad yang telah mencanangkan dirinya sebagaiResearch University untuk menghadapi perkembangan global yang terjadi dewasa ini.  Unpad
Selain itu, keterkaitan Arboretum dengan Universitas Padjadjaran sebagai institusi  induk juga terlihat dari visi dan misi yang dimiliki Unpad. Dalam visinya Unpad bertekad“Menjadi lembaga pendidikan yang diakui di tingkat Nasional dan Internasional, mempunyai komitmen terhadap kebenaran dan keunggulan di dalam penguasaan, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian”. Adapun dalam misi, Unpad berencana “Melaksanakan manajemen pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat sesuai dengan visi universitas, serta menghasilkan lulusan yang beriman, cerdas, mandiri  dan berbudaya”.
Berdasarkan kebutuhan peningkatan mutu pendidikan pada era globalisasi dan peran serta dalam upaya konservasi keanekaan hayati itulah, Rektor Unpad memperkuat keberadaan Arboretum dengan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) No. 317/PT/06/Kep/95 perihal perizinan pembangunan Arboretum dengan luas lahan 3,5 Ha yang berlokasi di sisi barat kampus Unpad Jatinangor dan pengelolaannya diserahkan pada FMIPA Unpad. Kemudian berdasarkan SK Dekan FMIPA Unpad No. 36/ PT/06. H5 FMIPA/Kep/C/1995, status pengelolaannya diserahkan kepada Jurusan Biologi Unpad. Surat keputusan Rektor tersebut setiap tahun diperbaharui, dan SK rektor yang terakhir yaitu SK NOMOR 659/H6.1/KEP/HK/2008 tentang IZIN PENGELOLAAN LAHAN UNTUK ARBORETUM UNIVERSITAS PADJADJARAN diberikan izin seluas 12,35 hektar.